Rabu, 01 Agustus 2012

Mengenal Lebih Jauh Dusun Duren



Dusun Duren merupakan salah satu dusun yang terletak di sebelah utara Desa Beji, Kecamatan Gunung Kidul, Yogyakarta. Mata pencaharian warga Dusun Duren umumnya adalah bertani dan beternak. Hampir sebagian besar warga Dusun Duren memiliki ternak dan lahan pertanian pribadi yang diolah secara teratur oleh pemiliknya. Ternak yang lazim dimiliki oleh warga antara lain sapi, ayam dan kambing. Potensi flora dari Dusun Duren ini sangatlah beragam, dan siapa yang menduga kalau sebagian besar dari tanaman tersebut memiliki manfaat sebagai tanaman obat keluarga (TOGA). Tanaman obat tersebut di antaranya adalah Pace (mengkudu), sirih, kunyit putih, kunyit kuning, temulawak, dan sebagainya. Uniknya lagi, tanaman obat tersebut ternyata sangat mudah ditemukan di lingkungan Hutan Wonosadi.
Selain upacara Sadranan, Rasulan dan sebagainya yang telah diulas dalam artikel lain dalam di dalam blog ini, acara yang diselenggarakan oleh Dusun duren adalah acara Jatilan. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Ibu Dukuh Dusun duren, Ngatini (42 tahun) pada 31/07/12 lalu, acara Jatilan tersebut semacam kesenian adat Reog. “Bedanya kalo Jatilan itu bukan cuma nari biasa, Mbak, tapi sebenernya merupakan penampilan yang memanggil arwah. Ya sejenis jalangkung gitulah, Mbak. Jadi biasanya suka ada orang yang kesurupan, terus bisa makan beling gitu.” Ritual Jatilan tersebut biasa diselenggarakan bertepatan dengan acara kemerdekaan Indonesia, yakni 17 Agustus.

Hutan Adat Wonosadi

Plang Hutan Wonosadi

Dusun Duren ini terkenal dengan sebutan Desa Wisata Wonosadi. Kementrerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2009 mengalokasikan pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati di 3 Provinsi, yaitu di Provinsi Lampung, Sumatera Barat dan Daerah Instimewa Yogyakarta. Untuk Taman Kehati yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, berlokasi di Kabupaten Gunungkidul seluas 15 ha, tepatnya berada di :
  1. Hutan Wonosadi di Dusun Duren Desa Beji Kecamatan Ngawen, seluas 5 Ha;
  2. Hutan Konservasi Tanaman Langka Telaga Jurug Dusun Danggolo Desa Purwodadi Kecamatan Tepus,  seluas 4 Ha;
  3. Hutan Konservasi Tanaman Langka Gunung Bajo dan Bekas Telaga Sengon Desa Purwodadi Kecamatan Tepus seluas 6 Ha
dengan jumlah tanaman keseluruhan sebanyak 10.000 batang yang terdiri dari 71 jenis tanaman.
Adapun tujuan dibangunnya Taman Keanekaragaman Hayati tersebut adalah untuk :
  1. Menyelamatkan berbagai jenis tumbuhan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta dari ancaman kepunahan melalui pembudidayaan jenis-jenis tumbuhan  lokal
  2. Mengoleksi  contoh  hidup  jenis-jenis tumbuhan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta
  3. Sarana pendidikan, penelitian, dan praktek pengenalan jenis-jenis tumbuhan lokal
  4. Menyediakan sumber benih jenis-jenis tumbuhan lokal
  5. Pengembangan ekowisata
  6. Ruang Terbuka Hijau.
Penyerahan Taman Keanekaragaman Hayati Daerah istimewa Yogyakarta dari Kementerian LH kepada Pemerintah Provinsi DIY dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dilakukan pada hari Sabtu tanggal 5 Desember 2009 bertempat di aula Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIY ditandai dengan Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara ketiga unsur Pemerintah (para pihak) tersebut. Inti dari Kesepakatan Bersama tersebut adalah memuat hak dan kewajiban dalam rangka pemeliharaan, perawatan maupun pengembangannya. Selain Dusun Duren, julukan Desa Wisata juga mencakup bagi Dusun Sidorejo, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Gunung Kidul, Yogyakarta, Indonesia.
Desa Wisata Wonosadi terletak di dua dusun yaitu Dusun Duren dan Sidorejo, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini berada sekitar 35 km kea rah utara dari Kota Wonosari.  Potensi wisata yang ditawarkan di Desa Wisata ini adalah eksotisme Hutan dengan suasana yang masih alami. Lokasi hutan tersebut sangat dijaga dengan baik oleh masyarakat sekitar.
Selain Hutan Wonosadi sebagai potensi wisata, Desa ini juga memiliki daya tarik lain yaitu Watu Gedhong, Kali Ndek, dan Sedang Karang Tengah yang merupakan wisata rohani. Kerajinan juga merupakan nilai tambah yang dimiliki oleh desa wisata ini. Masyarakatnya memiliki benda-benda kerajinan dari bambu. Berbagai kesenian dan acara kebudayaan juga sering dilakukan seperti upacara rasulan, sadranan, mboyong dewi Sri, midang, mitoni, ruwatan serta seni music rinding gumbeng.
Fasilitas yang dimiliki oleh desa wisata ini relative lengkap demi mendukung segala potensi wisatanya. Fasilitas yang ada diantaranya adalah penginapan dengan kapasitas 10 orang dengan biaya sewa yang masih terjangkau. Terdapat juga pusat jajanan untuk membeli oleh-oleh bagi wisatawan. Area parker juga luas dengan kapasitas sekitar 20 mobil, 50 sepeda motor dan 3 bus. Fasilitas tersebut juga didukung dengan pusat informasi yang akan melayani pengunjung pada jam kerja.
Akses menuju lokasi ini sangat mudah dan dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Apabila pengunjung ingin menggunakan transportasi umum, pengunjung dapat memanfaatkan bus maupun angkutan menuju lokasi ini.
Tidak ada salahnya untuk mengunjungi desa ini karena ada banyak obyek menarik.Salah satunya adalah bongkahan batu seukuran rumah yang banyak tersebar di desa itu. Ada sekelompok batu besar yang berserakan di ladang yang masuk wilayah Dusun Duren, Desa Beji. Penduduk menamakannya sebagai Batu Gendong (Watu Gong). Bila anda berwisata di Desa Beji maka penduduk akan bercerita tentang mitolgi keberadaan batu-batu besar itu. Mengapa di sesebut Watu Gong? Karena batu-batu yang terdapat di tempat ini sangat besar dan bulat seperti alat musik gong yang besar dan bulat. Tempat ini merupakan sebuah tanah lapang di sekitarnya terdapat sawah dan terdapat batu-batu besar yang tersebar di barbagai tempat tersebut. Terdapat sebuah batu yang memiliki bekas seperti telapak tangan raksasa atau sangat besar dan tampak sangat jelas. Batu-batu di tempat ini berwarna hitam pekat.

Tempat ini di kelilingi sawah dan kebun tebu, sehingga jalan masuk tempat ini harus melewati sekeliling sawah karena tidak ada jalan khusus untuk masuk tempat ini. Walaupun demikian kita akan dimanjakan dengan pemandangan hutan yang sangat menarik karena kita berada diatas bukit dan ditambah dengan pemandangan Watu Gong yang menawan.
Di tempat ini tidak ada fasilitas khusus yang di sediakan seperti kamar mandi,lapak pedagang ataupun tempat masuk wisata , sehingga kita harus menyiggapi semua hal yang terjadi nantinya di sini seperti jika lapar kita membawa bekal sendiri dan lainnya. Di sini saya hanya menyajikan sedikit informasi yang saya tahu dan akan lebih lengkap jika Anda mengunjungi situs web Gunungkidul sebagai berikut www.gunungkidulkab.go.id .

Selain itu anda juga dapat menyaksikan hutan Wonosadi yang menjadi kebanggan desa wisata ini. Hutan ini sangat lebat, layaknya hutan hujan tropis. tajuknya sangat rapat sehingga sangat nyaman berada di dalamnya.
Hutan Wonosadi adalah hutan yang dikelola secara adat oleh masyarakat sekitar hutan dusun duren dan dusun sidorejo,Desa Beji Gunungkidul, dipercaya sebagai hutan alam warisan nenek moyang, hutan yang anker dan hutan yang disakralkan, sehingga mereka tetap harus dijaga.
Hutan Wonosadi diartikan sebagai hutan yang penuh rahasia, yang berasal dari dua pemenggalan kata yaitu Wono artinya Hutan dan Sandi artinya rahasia. diceritakan dari generasi ke generasi bahwa hutan ini adalah hutan yang sangat angker dan dihuni oleh mahluk halus.
Dalam era reformasi konservasi hutan Wonosadi lebih ditingkatkan termasuk juga peningkatan hutan penyangga. setiap awal musim penghujan tiba secara rutin dilaksanakan penanaman susulan pada lahan yang masih memungkinkan. Begitu juga oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul selalu memberikan berbagai jenis bibit penghijauan untuk ditanam pada hutanWonosadi dan hutan penyangga. Dalam jangka waktu dua dasa warsa hingga sekarang perkembangan dua jenis hutan tersebut dapat dibanggakan.Keamanan hutan terjaga dengan baik berkat kesadaran masyarakat sekitar hutan Sekarang telah ditnamakan paradigma baru : bahwa kita harus melestarikan hutan, sebab hutan bukan milik kita tetapi merupakan titipan anak cucu yang harus kita pertanggung jawabkan. Inilah maksud sebenarnya dari “pesan sakti” ( mitos ) yang diwasiatkan oleh Sang Cikal bakal KI ONGGOLOCO
sampai saat ini banyak penghargaan yang sudah diterima oleh masyarakat pengelola wonosadi dalam pelestarian hutan adat iniBanyak kunjungan dari intansi pemerintah maupun wisatawan asing yang ingin menyaksikan keindahan dan keunikan hutan wonosadi. Salah satu kunjungan dari menteri kehutanan tahun kemarin menunjukan bahwa hutan adat wonosadi patut dibanggakan digunungkidul ini.

Hutan Wonosari
  • Luas Area : 25 ha
  • Status Hutan : Hutan Adat
  • Pengelola : Kelompok Tani Sumber Rejeki/Desa Wisata Wonosadi, Baladewi
  • Alamat/Lokasi : Duren, Beji, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta
  • Penanggung Jawab : Pemerintah Desa Beji
  • Pembina : Camat Ngawen, Pemda Gunungkidul,/Instansi terkait
Tak perlu takut kemalaman di sana sebab ada tiga home stay yang dapat dimanfaatkan. Murah, hitungannya satu kali makan untuk satu orang dikenai biaya sebesar Rp 10.000. jadi, tunggu apa lagi? Segera masukkan Desa Wisata Wonosadi dalam list place must to go yang harus dikunjungi saat liburan tiba.

1 komentar:

  1. Klarifikasi watu gendong berada didusun tungkluk bukan dusun duren..

    BalasHapus