Sabtu, 09 Juli 2011

Fakultas Biologi Dampingi Warga Beji Berlatih Wirausaha

Gunungkidul, CyberNews. Warga Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul yang jumlahnya mencapai lebih dari lima ribu penduduk, belum bisa mengoptimalkan hasil pertaniannya, seperti padi, kedelai, maupun jagung. Masyarakat setempat, selama ini masih bertani maupun berwirausaha secara tradisional. Akibatnya, hasil pertanian dan wirausaha yang digeluti menjadi tidak maksimal.
Hal itulah yang menjadikan Desa Beji dan Kemadang, Ngawen menjadi desa binaan Fakultas Biologi melalui Education for Sustainable Development (EfSD) program I-MHERE (Indonesia Managing Higher Education for Relevancy & Efficiency). Menurut PIC I-MHERE Sub Aktifitas 3.1, Slamet Widiyanto SSi MSi, selain Fakultas Biologi, untuk membina dua desa tersebut juga melibatkan LPPM UGM dan MM UGM.
"Kalau melalui LPPM dengan KKN-nya sudah sejak sekitar tahun 1999, namun Fakultas Biologi masuk sekitar tahun 2006 lalu," paparnya di Balai Desa Beji.
Seperti kegiatan sosialisasi pemanfaatan sumberdaya alam dan pelatihan kewirausahaan yang diadakan di Desa Beji hari itu, imbuhnya, merupakan bentuk nyata pendampingan yang dilakukan kepada masyarakat setempat. Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 60 peserta dari 14 gabungan kelompok tani (Gapoktan). Dijelaskan, bentuk pendampingan dan pelatihan yang dilakukan diharapkan tetap memperhatikan tiga pilar penting, yaitu ekonomi, sosial dan budaya.
Sementara itu, Kepala Desa Beji, Sularti mengatakan, pendampingan yang dilakukan Fakultas Biologi itu setidaknya bisa menambah wawasan kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya.
Dia mencontohkan, hasil produksi kedelai yang sebelumnya hanya diolah menjadi tahu atau tempe, saat ini sudah berkembang menjadi susu kedelai. Belum lagi pengembangan emping yang selama ini hanya dijual saja, sudah dikembangkan menjadi emping jagung. Sedangkan ketela yang hanya dijadikan gaplek, saat ini sudah berkembang menjadi makanan ringan slondok atau lanting.
Pada acara sosialiasi dan pelatihan wirausaha hari itu, warga mendapatkan pengetahuan, antara lain tentang pengembangan galur kedelai murni, beras berwarna dan fungsinya bagi kesehatan, pengembangan produk kelapa, serta pemanfaatan pupuk hayati untuk mereduksi gas rumah kaca penyebab pemanasan global.
( Bambang Unjianto / CN31 / JBSM )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar