Dusun Duren merupakan salah satu dusun yang terletak
di sebelah utara Desa Beji, Kecamatan Gunung Kidul, Yogyakarta. Mata
pencaharian warga Dusun Duren umumnya adalah bertani dan beternak. Hampir
sebagian besar warga Dusun Duren memiliki ternak dan lahan pertanian pribadi
yang diolah secara teratur oleh pemiliknya. Ternak yang lazim dimiliki oleh
warga antara lain sapi, ayam dan kambing. Potensi flora dari Dusun Duren ini
sangatlah beragam, dan siapa yang menduga kalau sebagian besar dari tanaman
tersebut memiliki manfaat sebagai tanaman obat keluarga (TOGA). Tanaman obat
tersebut di antaranya adalah Pace (mengkudu), sirih, kunyit putih, kunyit kuning,
temulawak, dan sebagainya. Uniknya lagi, tanaman obat tersebut ternyata sangat
mudah ditemukan di lingkungan Hutan Wonosadi.
Selain upacara Sadranan, Rasulan dan sebagainya yang
telah diulas dalam artikel lain dalam di dalam blog ini, acara yang
diselenggarakan oleh Dusun duren adalah acara Jatilan. Berdasarkan keterangan
yang diberikan oleh Ibu Dukuh Dusun duren, Ngatini (42 tahun) pada 31/07/12
lalu, acara Jatilan tersebut semacam kesenian adat Reog. “Bedanya kalo Jatilan
itu bukan cuma nari biasa, Mbak, tapi sebenernya merupakan penampilan yang
memanggil arwah. Ya sejenis jalangkung gitulah, Mbak. Jadi biasanya suka ada
orang yang kesurupan, terus bisa makan beling gitu.” Ritual Jatilan tersebut
biasa diselenggarakan bertepatan dengan acara kemerdekaan Indonesia, yakni 17
Agustus.
Hutan Adat Wonosadi |
Plang Hutan Wonosadi |
Dusun
Duren ini terkenal dengan sebutan Desa Wisata Wonosadi. Kementrerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2009
mengalokasikan pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati di 3 Provinsi, yaitu di
Provinsi Lampung, Sumatera Barat dan Daerah Instimewa Yogyakarta. Untuk Taman
Kehati yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, berlokasi di Kabupaten
Gunungkidul seluas 15 ha, tepatnya berada di :
- Hutan Wonosadi di Dusun Duren Desa Beji Kecamatan Ngawen, seluas 5 Ha;
- Hutan Konservasi Tanaman Langka Telaga Jurug Dusun Danggolo Desa Purwodadi Kecamatan Tepus, seluas 4 Ha;
- Hutan Konservasi Tanaman Langka Gunung Bajo dan Bekas Telaga Sengon Desa Purwodadi Kecamatan Tepus seluas 6 Ha
dengan jumlah tanaman keseluruhan
sebanyak 10.000 batang yang terdiri dari 71 jenis tanaman.
Adapun tujuan dibangunnya Taman Keanekaragaman Hayati tersebut adalah untuk :
Adapun tujuan dibangunnya Taman Keanekaragaman Hayati tersebut adalah untuk :
- Menyelamatkan berbagai jenis tumbuhan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta dari ancaman kepunahan melalui pembudidayaan jenis-jenis tumbuhan lokal
- Mengoleksi contoh hidup jenis-jenis tumbuhan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta
- Sarana pendidikan, penelitian, dan praktek pengenalan jenis-jenis tumbuhan lokal
- Menyediakan sumber benih jenis-jenis tumbuhan lokal
- Pengembangan ekowisata
- Ruang Terbuka Hijau.
Penyerahan
Taman Keanekaragaman Hayati Daerah istimewa Yogyakarta dari Kementerian LH
kepada Pemerintah Provinsi DIY dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 5 Desember 2009 bertempat di aula Badan Lingkungan
Hidup Provinsi DIY ditandai dengan Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara
ketiga unsur Pemerintah (para pihak) tersebut. Inti dari Kesepakatan Bersama
tersebut adalah memuat hak dan kewajiban dalam rangka pemeliharaan, perawatan
maupun pengembangannya. Selain Dusun Duren, julukan Desa Wisata
juga mencakup bagi Dusun Sidorejo, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Gunung Kidul,
Yogyakarta, Indonesia.
Desa Wisata Wonosadi terletak di
dua dusun yaitu Dusun Duren dan Sidorejo, Desa Beji, Kecamatan Ngawen,
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini berada
sekitar 35 km kea rah utara dari Kota Wonosari. Potensi wisata yang ditawarkan
di Desa Wisata ini adalah eksotisme Hutan dengan suasana yang masih alami.
Lokasi hutan tersebut sangat dijaga dengan baik oleh masyarakat sekitar.
Selain Hutan Wonosadi sebagai
potensi wisata, Desa ini juga memiliki daya tarik lain yaitu Watu Gedhong, Kali
Ndek, dan Sedang Karang Tengah yang merupakan wisata rohani. Kerajinan juga
merupakan nilai tambah yang dimiliki oleh desa wisata ini. Masyarakatnya
memiliki benda-benda kerajinan dari bambu. Berbagai kesenian dan acara
kebudayaan juga sering dilakukan seperti upacara rasulan, sadranan, mboyong
dewi Sri, midang, mitoni, ruwatan serta seni music rinding gumbeng.
Fasilitas yang dimiliki oleh desa
wisata ini relative lengkap demi mendukung segala potensi wisatanya. Fasilitas
yang ada diantaranya adalah penginapan dengan kapasitas 10 orang dengan biaya
sewa yang masih terjangkau. Terdapat juga pusat jajanan untuk membeli oleh-oleh
bagi wisatawan. Area parker juga luas dengan kapasitas sekitar 20 mobil, 50
sepeda motor dan 3 bus. Fasilitas tersebut juga didukung dengan pusat informasi
yang akan melayani pengunjung pada jam kerja.
Akses menuju lokasi ini sangat
mudah dan dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda
empat. Apabila pengunjung ingin menggunakan transportasi umum, pengunjung dapat
memanfaatkan bus maupun angkutan menuju lokasi ini.
Tidak ada salahnya untuk mengunjungi desa ini karena ada
banyak obyek menarik.Salah satunya adalah bongkahan batu seukuran rumah yang
banyak tersebar di desa itu. Ada sekelompok batu besar yang berserakan di
ladang yang masuk wilayah Dusun Duren, Desa Beji. Penduduk menamakannya sebagai
Batu Gendong (Watu Gong). Bila anda berwisata di Desa Beji maka penduduk akan
bercerita tentang mitolgi keberadaan batu-batu besar itu. Mengapa
di sesebut Watu Gong? Karena batu-batu yang terdapat di tempat ini sangat besar
dan bulat seperti alat musik gong yang besar dan bulat. Tempat ini merupakan
sebuah tanah lapang di sekitarnya terdapat sawah dan terdapat batu-batu besar
yang tersebar di barbagai tempat tersebut. Terdapat sebuah batu yang memiliki
bekas seperti telapak tangan raksasa atau sangat besar dan tampak sangat jelas.
Batu-batu di tempat ini berwarna hitam pekat.
Tempat ini di kelilingi
sawah dan kebun tebu, sehingga jalan masuk tempat ini harus melewati sekeliling
sawah karena tidak ada jalan khusus untuk masuk tempat ini. Walaupun demikian
kita akan dimanjakan dengan pemandangan hutan yang sangat menarik karena kita
berada diatas bukit dan ditambah dengan pemandangan Watu Gong yang menawan.
Di
tempat ini tidak ada fasilitas khusus yang di sediakan seperti kamar
mandi,lapak pedagang ataupun tempat masuk wisata , sehingga kita harus
menyiggapi semua hal yang terjadi nantinya di sini seperti jika lapar kita
membawa bekal sendiri dan lainnya. Di sini saya hanya menyajikan sedikit informasi
yang saya
tahu dan akan lebih lengkap jika Anda mengunjungi situs web Gunungkidul sebagai
berikut www.gunungkidulkab.go.id .
Selain itu anda juga dapat
menyaksikan hutan Wonosadi yang menjadi kebanggan desa wisata ini. Hutan ini
sangat lebat, layaknya hutan hujan tropis. tajuknya sangat rapat sehingga
sangat nyaman berada di dalamnya.
Hutan Wonosadi adalah hutan yang
dikelola secara adat oleh masyarakat sekitar hutan dusun duren dan dusun
sidorejo,Desa Beji Gunungkidul, dipercaya sebagai hutan alam warisan nenek
moyang, hutan yang anker dan hutan yang disakralkan, sehingga mereka tetap
harus dijaga.
Hutan Wonosadi diartikan sebagai
hutan yang penuh rahasia, yang berasal dari dua pemenggalan kata yaitu Wono
artinya Hutan dan Sandi artinya rahasia. diceritakan dari generasi ke generasi
bahwa hutan ini adalah hutan yang sangat angker dan dihuni oleh mahluk halus.
Dalam era reformasi konservasi hutan
Wonosadi lebih ditingkatkan termasuk juga peningkatan hutan penyangga. setiap
awal musim penghujan tiba secara rutin dilaksanakan penanaman susulan pada
lahan yang masih memungkinkan. Begitu juga oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Gunungkidul selalu memberikan berbagai jenis bibit penghijauan untuk
ditanam pada hutanWonosadi dan hutan penyangga. Dalam jangka waktu dua dasa
warsa hingga sekarang perkembangan dua jenis hutan tersebut dapat
dibanggakan.Keamanan hutan terjaga dengan baik berkat kesadaran masyarakat
sekitar hutan Sekarang telah ditnamakan paradigma baru : bahwa kita harus
melestarikan hutan, sebab hutan bukan milik kita tetapi merupakan titipan anak
cucu yang harus kita pertanggung jawabkan. Inilah maksud sebenarnya dari “pesan
sakti” ( mitos ) yang diwasiatkan oleh Sang Cikal bakal KI ONGGOLOCO
sampai saat ini banyak penghargaan
yang sudah diterima oleh masyarakat pengelola wonosadi dalam pelestarian hutan
adat iniBanyak kunjungan dari intansi pemerintah maupun wisatawan asing yang
ingin menyaksikan keindahan dan keunikan hutan wonosadi. Salah satu kunjungan
dari menteri kehutanan tahun kemarin menunjukan bahwa hutan adat wonosadi patut
dibanggakan digunungkidul ini.
Hutan Wonosari
- Luas Area : 25 ha
- Status Hutan : Hutan Adat
- Pengelola : Kelompok Tani Sumber Rejeki/Desa Wisata Wonosadi, Baladewi
- Alamat/Lokasi : Duren, Beji, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta
- Penanggung Jawab : Pemerintah Desa Beji
- Pembina : Camat Ngawen, Pemda Gunungkidul,/Instansi terkait
Tak
perlu takut kemalaman di sana sebab ada tiga home stay yang dapat dimanfaatkan.
Murah, hitungannya satu kali makan untuk satu orang dikenai biaya sebesar Rp
10.000. jadi, tunggu apa lagi? Segera masukkan Desa Wisata Wonosadi dalam list place must to go yang harus dikunjungi
saat liburan tiba.
Klarifikasi watu gendong berada didusun tungkluk bukan dusun duren..
BalasHapus